MAKALAH
REPRODUKSI
INTERNAL PADA PRIA
Diajukan untuk memenuhi tugas tersruktur
Mata Kuliah : Biologi Reproduksi
Dosen Pengampu : Dr. Dewi Cahyani M.Pd
Disusun oleh :
1.
Anis Latifah (1413162028)
2.
Maylinda Susanti (1413162031)
3.
Rizka Dianti (14131623107)
4.
Rizki Amaliyah (14131621019)
5.
Salimatussa’diyah (14131623109)
BIOLOGI A/ V
JURUSAN TADRIS IPA-BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN (F I T K)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( I A I N )
SYEKH
NURJATI CIREBON
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Reproduksi adalah suatu rangkaian dan
interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang
biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina.
Organ Reproduksi pada Pria terdiri dari dua bagian yaitu organ reproduksi
bagian luar, dan organ reproduksi bagian dalam. Bagian luar terdiri dari Penis,
Buah Zakar, dan Skrotum (Kantung Pelir). Sedangkan organ kelamin bagian dalam
terdiri dari Testis, Tubullus Seminiferus, dan Saluran Reproduksi.
Reproduksi atau perkembangbiakan
merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak
vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia
berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang
dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau
mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru
dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa
kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan dalam tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari
proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk
kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya
proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup
tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut
terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan
sarana untuk melanjutkan generasi.
Makalah yang kami susun akan menjelaskan lebih dalam
tentang organ internal (dalam) pada system reproduksi laki-laki.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana organ internal system reproduksi pria?
2.
Bagaimana terjadinya spermatogenesis?
3.
Apa saja penyakit atau kelainan yang terdapat pada organ internal
reproduksi pria?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk dapat mengetahui organ internal system reproduksi pria
2.
Untuk dapat mengetahui terjadinya spermatogenesis
3.
Untuk dapat mengetahui penyakit atau kelainan yang terdapat pada organ
internal reproduksi pria.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Testis
Testis
merupakan sepasang organ dengan bentuk bulat dan terdapat pada suatu kantong
pelindung yang disebut skrotum, serta berfungsi untuk menghasilkan sperma serta
berbagai hormon, seperti testosterone dan inhibin . Testes telah terbentuk
selama janin berusia 7-9 bulan dalam kandungan (mengalami perubahan, mulai dari
rongga perut bagian panggul turun hingga ke selangkang pada kemaluan), dan baru
mencapai perkembangan maksimal pada usia antara 20-30 tahun, kemudian dengan
bertambahnya usia akan menyusut kembali. Pada pria dewasa rata-rata ukuran
testis berkisar antara 4 sampai 6 sentimeter panjangnya dengan berat 10 sampai
15 gram, (Sufyan, 2011 : 90).
![]() |
Gambar 1. Bagian-bagian
Testis
Testis
terdiri dari saluran-saluran kecil dan memiliki daya tampung yang memungkinkan
spermatogenesis berlangsung dengan cepat dan memudahkan penyimpanannya. Testes
berjumlah sepasang yaitu sebelah kiri dan sebelah kanan, testis sebelah kiri
biasanya agak lebih besar dan tergantung sedikit lebih rendah daripada testis
sebelah kanan. Testis terdiri dari saluran-saluran kecil dan memiliki daya
tampung yang memungkinkan spermatogenesis berlangsung dengan cepat dan
memudahkan penyimpanannya. Testis dibungkus dengan rapat oleh kapsul jaringan
ikat tebal, keputih-putihan, yang disebut dengan tunica albuginea.
Sekat-sekat pada tunica albuginea membagi jaringan testis menjadi
200-300 lobulus testis. Setiap lobules mengandung beberapa tubulus seminiferus
yang berkelok-kelok, (Sufyan, 2011 : 92).
Tubulus
seminiferus merupakan tempat dimana sperma diproduksi atau yang disebut juga
dengan spermatogenesis. Tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan
jaringan epithelium germinal atau jaringan epithelium benih yang berfungsi pada
saat spermatogenesis. Tubulus seminiferus juga diikat dengan sel berbentuk
pyramid yang dikenal dengan nama sertoli. Sel sertoli berfungsi membantu dan
melind ungi pematangan sperma, menyimpan hormone inhibin yang berfungsi untuk
mengatur jumlah produksi sel sperma baru dalam tubuh, serta memproduksi protein
yang berperan dalam pengangkutan hormone estrogen dan testoseron ke dalam
cairan yang terdapat dalam tubulus seminiferus, (Sufyan, 2011 : 92-94)
![]() |
Gambar 2. Tubulus
Seminiferus
Selain
sel sertoli, di dalam testis juga terdapat sel Leydig yang letaknya di antara
tubulus seminiferus. Sel Leydig berfungsi untuk memproduksi hormone
testosterone, mempersiapkan fruktosa yang akan dibutuhkan oleh spermatozoa
sebagai sumber energi, serta berperan dalam tahap pembelahan sel-sel germinal
untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit
sekunder. Produksi hormone testosterone secara dramatic dapat meningkat selama
masa pubertas dan peningkatan ini akan terus berlanjut dalam masa hidup sel-sel
yang terdapat pada kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal dimana hal ini
tidak berhubungan dengan system reproduksi, (Sufyan, 2011 : 92-94).
B. Saluran Kelamin
1. Epididimis
Epididimis adalah struktur di
dalam skrotum yang melekat di bagian belakang testis dan
memanjang sampai ke vas deferens.
Epididimis berfungsi untuk menahan testis di tempatnya dan
menyimpan sperma selama proses pematangan. Struktur epididimis terdiri dari
kaput (kepala), korpus (badan) dan kauda (ekor). Sperma yang diproduksi testis
masuk ke kaput epididimis melalui korpus dan berhenti di kauda untuk disimpan.
Ketika sperma keluar dan berjalan ke kauda, mereka
belum bisa berenang dan membuahi sel telur. Pada saat mencapai kauda, mereka
telah dapat membuahi sel telur. Sperma akan ditransfer ke vesikula seminalis
melalui vas deferens. Sperma belum bisa berenang sehingga membutuhkan kontraksi
otot untuk mendorong mereka ke vesikula seminalis, di mana mereka mencapai
kematangan penuh.

Gambar
3. Epididimis
Fungsi lain dari epididimis adalah sebagai alat
pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sperma. Sebelum memasuki epididimis,
sperma tidak mempunyai kemampuan dalam bergerak sebelum subuh, tetapi setelah
epididimis menjalankan fungsinya, sperma sudah subuh dan dapat bergerak
walaupun belum sempurna. Setelah epididimis sperma akan masuk ke vas (duktus)
deferens, lalu disalurkan menuju ke vesikula seminalis, (Sufyan, 2011: 98).
2. Saluran Ejakulasi
Ductus ejakulatorius dibentuk dari persatuan vas deferens
dengan ductus seminalis. Ductus ejakulatorius panjangnya kira-kira 2,5 cm.
Ductus ejakulatorius berjalan melewati prostat dan bertemu dengan urethra.
Dengan demikian ductus ejakulatorius ini menghubungkan vas deferens dengan
urethra.
Selain itu juga Duktus ejakulatorius merupakan tempat pertemuan pembesaran
(ampula) di bagian kedua ujung duktus deferen dan duktus dari vesika seminalis.
Duktus
ejakulatoris terdiri atas sepasang dan merupakan
bagian dari vas deferens yang berfungsi memancarkan semen ke uretra. Secara
struktural, saluran ini amat pendek. Setelah melewati saluran ejakulasi, sperma
keluar tubuh melalui uretra.
3. Uretra
Uretra adalah saluran yang terdapat di dalam penis.
Uretra merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi. Saluran ini mempunyai
dua fungsi, yaitu :
a.
Sebagai alat pengeluaran, yaitu saluran untuk membuang
urine keluar tubuh
b.
Sebagai saluran kelamin, yaitu sebagai saluran semen dari
kantong mani.
4. Vas Deferen
Vas deferens
(plural: vasa deferentia) atau
dikenal juga dengan sebutan ductus
deferens adalah sebuah tabung yang dimiliki oleh kebanyakan vertebrata
jantan yang berfungsi menyalurkan sperma
dari epididimis saat ejakulasi.
Vas Deferens membentang dari epididimis ke uretra.

Gambar 4. Vas Diferens
Vas deferens juga berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis. Saluran ini bermuara
dari epididimis. Saluran Vas Deferens menghubungkan testis
dengan kantong sperma. Kantong sperma ini berfungsi menampung sperma yang
dihasilkan oleh testis, (Sufyan, 2011: 99).
C. Kelenjar Kelamin
1. Vesikula
Seminalis
Vesika seminalis adalah kantung semen.
Semen sendiri dalam kaitannya dengan sistem reproduksi didefinisikan sebagai
cairan yang telah berisi spermatozoa dengan dilengkapi kondisi yang sesuai
untuk kehidupan spermatozoa. Hal ini berarti cairan semen merupakan tempat yang
mendukung kehidupan spermatozoa.Dua vesikula seminalis berkontribusi menghasilkan sekitar 60% dari volume air mani. Cairan dari vesikula seminalis itu tebal, kekuningan, dan basa. Cairan ni berisi lendir,gula fruktosa (yang menyediakan sebagian besar energi sperma), enzim coagulating, asam askorbat, dan regulator lokal bernama prostaglandin.
Dalam perjalanannya, sperma diberi
cairan (semen) yang dihasilkan oleh kelenjar prostat dan kantung mani (vesika
seminalis). Selain sebagai penghantar sperma, cairan ini juga berfungsi
mempertahankan kondisi asam basa agar sperma bisa melawan keasaman vagina,
serta sebagai sumber energi bagi pergerakan dan kehidupan sperma. Kelenjar prostat mengeluarkan produk-produknya langsung ke uretra melalui beberapa saluran kecil . Cairan ini tipis dan seperti susu; mengandung enzim antikoagulan dan sitrat (gizi untuk sperma).
Vesikula
seminalis merupakan kantong-kantong kecil yang berbentuk tidak teratur,
panjangnya 5 cm dan terletak di antara dasar vesica urinaria dan rectum.
Vesikula seminalis adalah dua buah kelenjar tubular yang terletak di kanan dan
dikiri, belakang leher kandung kemih (vesika urinaria) yang berbentuk seperti
pyramid. Masing-masing
vesicula bermuara pada ductus seminalis yang
bergabung dengan vas deferens pada sisi yang sesuai untuk membentuk ductus ejakulatorius.
Selain itu, vesikula seminalis
menyekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar
cairan semen. Zat mukoid merupakan sumber energi spermatozoa.Dinding vesikula
seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma, (Ramadhy, 2011: 89).

Gambar 5. Vesika Seminalis
Vesika seminalis mempunyai saluran yang
dinamai dengan duktus vesikula seminalis. Duktus vesikula seminalis ini akan
bergabung dengan duktus deferens.penggabungan dari kedua duktus ini membentuk
duktus baru yang bernama duktus ejakulatoris yang bermuara pada 2 kelenjar
tubule alveolar yang terletak dikanan dan kiri dibelakang leher kandung kemih.Vesikula
seminalis atau kelenjar mani terletak pada permukaan posterior kandung kemih.
Masing-masing cukup besar, kelenjar. Namun, karena vesikula seminalis yang bersaku, melingkar,
dan melipat kembali pada dirinya sendiri, panjang uncoiled yang sebenarnya
sekitar 15 cm.
Kapsul fibrosa
yang membungkus lapisan tebal otot polos yang berkontraksi selama ejakulasi ke
kelenjar kosong.
Disimpan di
dalam sarang lebah mukosa tentang kriptus dan jalan buntu adalah cairan alkali
kekuningan kental yang mengandung gula fruktosa, asam askorbat, enzim koagulasi
(vesiculase), dan prostaglandin, serta zat-zat lain yang meningkatkan motilitas
sperma atau kemampuan pemupukan. Sebagaimana dicatat, saluran masing-masing
vesikula seminalis bergabung bahwa dari duktus deferens pada bentuk sisi yang sama
dengan saluran ejakulasi. Sperma dan mani campuran cairan pada saluran
ejakulasi yang memasuki uretra prostat bersama selama ejakulasi. Seminal
rekening sekresi kelenjar untuk sama 70% dari volume air mani.
Sepasang
vesikel seminalis, yang merupakan kantong terkonvulsi (berkelok-kelok) yang
bermuara ke dalam duktus ejakulator menghasilkan secret berupa cairan kental
dan basa yang mengandung fruktosa, yang berfungsi untuk melindungi dan
menutrisi sperma, meningkatkan pH ejakulat dan mengandung prostaglandin yang
menyababkan gerakan spermatozoa lebih cepat, sehingga lebih cepat sampai ke
tuba fallopi. Setengah lebih sekresi vesika seminalis adalah semen,
(Fatihatunnisa, 2011).
2. Kelenjar
Prostat
Kelenjar prostat adalah sebuah
kelenjar seukuran kenari dalam sistem reproduksi laki-laki, tepat di bawah
kandung kemih. Kelenjar ini melingkupi sebagian dari uretra, saluran yang
mengosongkan kandung kemih. Fungsi utama prostat adalah menyediakan cairan
untuk sperma saat ejakulasi. PSA diproduksi oleh kelenjar prostat. Kelenjar
prostat tersusun secara melingkar , kelenjar prostat terletak pada bagian atas uretra dan dibagian
bawah kantung kemih yang merupakan
pertemuan antara uretra dengan Vas Deferens. Kelenjar postat dibagi menjadi 3
stuktur yaitu mukosa, submukosa, dan kelenjar utama. Kelenjar utama
menghasilkan sebagian besar volume sekresi postat. Getah yang dihasilkan oleh
kelenjar prostat mengandung kolesterol, fosfolipid, garam yang berlangsung
untuk kelaangsungan hidup spermatozoa. Kelenjar postat berukuran lebih besar
dibandingkan dua kelenjar lainnya. Cairan yang dihasilkan encer seperti susu
dan bersifat alkalis sehingga dapat menyeimbangkan keasaman residu urine
diuretra dan keasaman vagina. Cairan ini langsung bermuara keuretra lewat
beberapa saluran kecil menghasilkan cairan prostat yang dikeluarkan waktu
ejakulasi. Proses sekresi prostat juga tergantung pada testosterone. (Irianto,
2014 : 15)
3. Kelenjar
Cowper
Kelenjar
Cowper
atau kelenjar bulbouretral (bahasa Latin:
glandulæ bulbourethrales)
ialah sepasang kelenjar kecil eksokrin yang terdapat pada sistem reproduksi
pria. Kelenjar Cowper terletak di belakang samping (posterior-lateral) bagian uretra
yang bermembran di dasar penis.
Kelenjar ini homolog dengan kelenjar
Bartholin pada wanita, (Wikipedia, 2013).
![]() |
Gambar 6 . Kelenjar Cowper
Kelenjar cowper berbentuk seperti dua biji kacang polong
pada dasar penis di bawah prostat yang berfungsi menghasilkan
cairan berkadar basa berwarna bening menuju saluran kencing saat rangsangan
seksual dan sebelum orgasme dan ejakulasi. Kelenjar ini memproduksi cairan
serupa lendir, cairan awal ejakulasi dalam saluran sperma dan pelindung saluran
kencing saat air mani keluar dari penis, (Sufyan, 2011: 101).
Kelenjar
Cowper juga bertanggung jawab untuk produksi dan sekresi prostate-specific
antigen (PSA),
enzim yang liquifies air mani dan memungkinkan untuk berenang melalui uretra
dan masuk ke host wanita lebih bebas. Kehadiran PSA meningkatkan kemungkinan
pembuahan karena membantu melarutkan lendir serviks untuk memungkinkan sperma ke
dalam rahim menuju sel telur, (Aqila, 2012).
D. Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses
pembentukan sperma yang terjadi di dalam testis, tepatnya pada tubulus
seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan
melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk
sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan di epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel
epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium =
tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel
tubulus seminiferus. Spermatogonia akan terus-menerus membelah untuk
memperbanyak diri, dan sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui
tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma, (Anonim, 2015).
Pada
tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau
mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal
yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis
menjadi spermatogonia tipe B, kemudian setelah beberapa kali membelah sel-sel
ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah
melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis
membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit
sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid.
Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid
(n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan
berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid
menjadi sperma disebut spermiogenesis, (Anonim, 2015).

Gambar 7. Proses spermatogenesis
Ketika spermatid dibentuk pertama kali,
spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid
mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala,
leher, tengah dan ekor, (Ramadhy. 2011 : 98)
a. Kepala sperma
Kepala sperma memiliki panjang sekitar 3-4 mikrometer,
tampak depan berbentuk oval, dan terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya
sedikit sitoplasma, serta pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma
terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim
hialuronidase dan proteinase yang menyebabkan sperma mampu menembus zona
pellucida pada ovum.
b. Leher
Leher sperma merupakan bagian spermatozoa yang memberikan
kemampuan mobilitas pada spermatozoa karena mengandung sentriol.
c. Tengah
Bagian tengah spermatozoa memiliki panjang sekitar 6
mikrometer, dan pada bagian luarnya dikelilingi oleh externa fibril yang
mencapai hingga permukaan ekor. fibril-fibril ini dikelilingi oleh ring yang
merupakan kumpulan mitokondria yang padat.
d. Ekor Sperma
Ekor sperma memiliki tebal kurang dari 1 mikrometer dengan
panjang sekitar 6 mikrometer.
![]() |
Gambar
8 . Spermiogenesis
Produksi sperma dimulai
sekitar masa pubertas dan berlanjut hingga masa hidup seseorang tersebut
berakhir. Tingkat produksi sperma biasanya menurun seiring dengan berjalannya
usia. Seorang pria dewasa yang sehat rata-rata mampumemproduksi beberapa ribu
sel sperma setiap detiknya. Volume normalair mani (semen) yang dikeluarkan
padasaat ejakulasi berlangsung adalah 3 milimeter sampai 5 milimeter, setiap 1 mililiter semen
biasanya mengandung 50-100 juta sperma. Meskipun sepertinya jumlah di atas
merupakan angka yang besar, tetapi sel sperma memiliki ukuran yang sangat kecil
sehingga jumlah tersebut hanyalah berkisar 5%-10% dari keseluruhan volume semen
yang dikeluarkan pada saat ejakulasi, (Ramadhy, 2011 : 99).
Proses spermatogenesis
merupakan suatu proses yang sensitive terhadap pengaruh suhu. Agar testis dapat
memproduksi sperma sebagaimana mestinya, maka suhu yang dibutuhkan haruslah
beberapa derajat di bawah suhu inti tubuh. Proses spermatogenesis juga
dipengaruhi oleh sel-sel
sertoli dan distimulasi oleh sejumlah hormone. Sel sertoli memiliki fungsi khusus untuk
menyediakan makanan serta mengatur proses spermatogenesis. Adapun
hormone-hormone yang terdapat pada pria dan dapat mempengaruhi proses
seprmatogenesis adalah sebagai berikut (Riani, 2013).
a. Testoteron
Testoteron
disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulusseminiferus.
Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk
sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
b.
LH
(LuteinizingHormone)
LH
disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel
Leydig untuk mensekresitestoteron
c.
FSH
(FollicleStimulatingHormone)
FSH
juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan
berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan
spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
d.
Estrogen
Estrogen
dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan
estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulusseminiferus. Kedua
hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
e.
Hormon
Pertumbuhan
Hormon
pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
E. Penyakit pada Sistem Reproduksi Internal Pria
1.
Epididimitis
Epididimitis adalah peradangan
epididimis, epididimis biasanya
disebabkan oleh mikroorganisme
yang ditularkan melalui hubungan kelamin, biasanya Neisseria gonorrhoeae
dan Chlamydia trachomatis. Penyakit ini biasanya
terjadi dari infeksi uretra asendens.
Pada epididimitis, peradangan yang disebabkan oleh infeksi
bakteri
menyebabkan pembengkakkan dan nyeri pada skrotum
(sepasang struktur seperti kantung luar yang berisi testis dan epididimis).
Gejala yang timbul adalah demam,
nyeri saat berkemih dan sekret abnormal dari penis. Kondisi ini dapat
terjadi pada pria dengan berbagai usia, namun usia muda lebih rentan karena
aktivitas seksual yang berhubungan dengan penyakit menular seksual seperi klamidia dan gonore.
![]() |
Gambar
9 epididimis
Cara
mengobati kondisi ini, antibiotik
biasanya digunakan untuk terapi. Resiko terjangkit epididimitis dapat meningkat
jika memiliki pasangan seks lebih dari satu, sedang menderita infeksi
saluran kemih, penyakit menular seksual, tuberkulosis,
sering menggunakan kateter
urin,
terlibat dalam seks yang tidak menggunakan alat pengaman, dan tidak disunat. Epididimitis ini
dapat menimbulkan komplikasi seperti abses pada skrotum, kematian
jaringan
testis karena kurangnya aliran darah yang disebabkan oleh infarksi testis, infertilitas pada pria, serta
penyusutan testis atau atrofi
testis.
2. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penyakit yang menyerang pria dan
ditandai dengan penurunan fungsi testis. Hipogonadisme merupakan penurunan
fungsi testis yang penyebabnya adalah gangguan interaksi hormone androgen dan
testosterone. Hipogonadisme muncul jika didapatkan konsentrasi hormone
testosteron yang rendah atau kerja hormon testosteron yang tidak adekuat.
Hipogonadisme dapat muncul sejak masa pertumbuhan di dalam kandungan, masa
kanak-kanak sebelum pubertas hingga dewasa. Itulah mengapa bisa menunjukkan
manifestasi klinis yang berbeda-beda. Jika memang terjadi pada masa
perkembangan dalam janin, maka akan mengganggu perkembangan pemebntukkan organ
seks (Anonim, 2014).
Gangguan sistem reproduksi secara umum terjadi akibat bakteri
dan virus dan beberapa ada yang terjadi akibat faktor keturunan seperti
hipogonadisme. Hipogonadisme adalah keadaan di mana badan tidak menghasilkan
hormon seks testosteron yang mencukupi. Hipogonadisme ada dua macam diantaranya
adalah hipogonadisme primer dan hipogonadisme sekunder. Dalam hal ini hipogonadisem
primer terjadi akibat kelainan bawaan dimana laki-laki memiliki dua atau lebih
kromosom X yang seharusnya hanya memilik satu kromosom X dan satu kromosom Y.
Pada pria anda mewaspadai kemungkinan hipogonadisme pada anak
laki-laki, karena gangguan penyakit ini berdampak serius pada kualitas hidup
mereka kelak. Hipogonadisme dapat mengakibatkan perubahan mental dan psikis
anak yang disebabkan kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, hot flashes (rasa
panas di wajah), hingga penurunan gairah seks. Pada usia yang lebih dewasa,
penderita juga akan mengalami disfungsi ereksi, infertilitas, dan bahkan
osteoporosis. (Anonim, 2014)

Gambar 10 Hipogonadisme
Penyebab penyakit Hipogonadisme dibagi dalam
dua kategori, primer dan sekunder. Pada hipogonadisme primer, kelainan terletak
pada testis, sehingga akan dijumpai kadar testosteron yang rendah disertai
hormon gonadotropik yang meningkat. Kondisi ini dikenal dengan sebutan
hipergonadotropik-hipogonadisme. Hormon gonadotropik sendiri merupakan hormon
stimulan yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis di otak dan akan merangsang
testis untuk menghasilkan hormon testosteron. Beberapa penyakit yang
menyebabkan hipogonadisme primer antara lain testis yang tidak turun, infeksi
pada testis atau trauma pada testis karena kecelakaan, dikebiri, serta
komplikasi penyakit gondongan.
Sedangkan pada hipogonadisme sekunder, kelainan terletak pada
kelenjar hipofisis di otak. Alhasil, akan dijumpai kadar hormon testosteron
yang rendah dengan hormon gonadotropik yang rendah pula. Keadaan ini dikenal
sebagai hipogonadisme-hipogonadotropik dan menyebabkan beberapa penyakit
kronis. Contohnya, tumor hipofisis, HIV, penyakit-penyakit kritis, serta
kondisi pascaradiasi.
3. Gonore
Penyakit gonore atau yang biasa
disebut kencing nanah disebabkan oleh bakteri. Gejala penyakit ini adalah
keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin, muncul rasa panas, dan
sering buang air kecil. Bakteri yang menyebabkan gonore dapat menyebar ke
seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapat
mengakibatkan kemandulan. Gonore dapat disembuhkan dengan penggunaan antibiotik
secara cepat.
![]() |
Gambar
11 Gonore
Penyakit gonore merupakan salah satu
penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan infeksi oleh bakteri. Bakteri
penyebab penyakit gonore dapat tumbuh berkembang dalam suhu yang lembab dan
hangat seperti pada alat dan saluran reproduksi, termasuk leher rahim, rahim,
saluran telur pada wanita, serta dalam saluran kencing yang terdapat pada pria
dan wanita. Bakteri penyebab penyakit gonore ini juga bisa tumbuh di mulut,
mata, tenggorokan, serta anus. Seseorang bisa tertular penyakit gonore karena
melakukan hubungan seks atau hubungan badan dengan seseorang yang telah
mengidap penyakit ini. Melakukan hubungan seks atau hubungan badan
artinya termasuk seks anal (melalui anus – biasa dilakukan oleh pria homoseks),
oral (melalui mulut), dan vagina. Penyakit gonore juga dapat menular melalui
cairan alat kelamin, meski saat melakukan hubungan badan tidak mengalami ejakulasi.
Selain itu, gonore juga dapat ditularkan oleh ibu yang mengidap penyakit
ini kepada bayi yang ada dalam kandungannya, saat si ibu melahirkan.
Orang-orang yang sudah pernah terkena penyakit gonore sudah sembuh, dapat
terinfeksi kembali jika mereka melakukan lagi kontak seksual dengan orang yang
mengidap penyakit gonore. Oleh karena itu, cara mengobati penyakit kencing
nanah pada pria sebaiknya dilakukan tidak hanya berdasarkan gejala yang timbul,
tapi didasarkan pada hasil pemeriksaan yang benar. (Anonim, 2014)
Cara mengobati penyakit kencing
nanah pada pria bisa dilakukan dengan cara pengobatan tradisional yakni dengan
memanfaatkan khasiat yang dimiliki oleh tanaman kumis kucing. Tanaman kumis
kucing memiliki nama demikian karena rambut yang menjulur keluar dari bunga,
yang bentuknya terlihat seperti kumis kucing. Sebagian kalangan mengatakan
bahwa tanaman kumis kucing adalah tanaman asli Asia Tenggara. Tanaman ini
merupakan anggota keluarga tanaman mint, dan sudah cukup lama dimanfaatkan
sebagai tanaman untuk mengobati beragam penyakit oleh masyarakat di
negara-negara kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia. Tanaman kumis
kucing memiliki sifat anti jamur, antimikroba, dan anti inflamasi. Selain dapat
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit gonore, tanaman ini juga dapat
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit batu ginjal, dan hal tersebut telah
dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh para ahli tanaman
obat-obatan. (Anonim,2014)
Cara mengobati penyakit kencing
nanah pada pria menggunakan daun alang-alang, terutama bagian akarnya. Akar
alang-alang dipercaya dapat mematikan kuman atau bakteri penyebab penyakit
gonore. Tanaman alang-alang merupakan salah satu dari sekian banyak jenis
rumput air yang tinggi dan cukup besar, terutama empat spesies yang merupakan
bagian dari genus phragmites dari keluarga rumput. Tanaman ini umumnya tumbuh
di sepanjang tepi rawa, danau, dan sungai dan dapat tumbuh pada wilayah yang
memiliki iklim berbeda. Alang-alang adalah salah satu jenis tanaman rumput yang
memiliki daun cukup lebar, dan meski tergolong keluarga rumpu-rumputan,
tinggi tanaman ini bisa mencapai 5 m, selain itu juga memiliki batang
yang halus, agak kaku, dan berbulu. (Anonim, 2014)
4. Hernia
Inguinal

Gambar
12 Hernia Inguinal
5. Kanker
Prostat
Kanker
prostat adalah kanker yang berkembang di bagian kelenjar prostat pada pria. Sel
kanker prostat dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya terutama pada tulang dan
lymph node. Di
antara faktor-faktor risiko dapat diidentifikasi:
a.
Usia - lebih umum pada pria di atas 65 tahun
b.
Faktor genetik - sekitar 9% dari kasus kanker
prostat memiliki dasar genetic
c.
Ras - laki-laki hitam memiliki risiko lebih
tinggi terkena penyakit
d.
Diet - makan sejumlah besar daging merah, lemak
hewan dan produk susu meningkatkan kemungkinan penyakit.Buah-buahan dan sayuran
segar mencegah kanker.
e.
Faktor lingkungan - orang terkena beberapa
jenis bahan kimia industri, dan pekerja industri nuklir akan meningkatkan
risiko.Pria dengan disfungsi testis atau setelah penghapusan mereka sebelum
pubertas kurang rentan terhadap penyakit lainnya.

Gambar
13 Kanker Prostat
Gambar
13 Kanker prostat
6. Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini adalah gangguan dimana pria tidak dapat mengendalikan
proses ejakulasi.
7. Impotensi
Impotensi adalah gangguan pada laki-laki yang membuat penis tidak dapat
melakukan ereksi. Impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, faktor psikologis, atau emosional seseorang.
8. Condyloma
Condyloma adalah
gangguan yang ditandai dengan benjolan seperti bunga kol atau jengger ayam.
Penyakit ini dikenal sebagai kutil kelamin. Condyloma merupakan penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV).
Pengobatan dapat dilakukan dengan obat oles, obat suntik, atau operasi.
![]() |
Gambar 13 Condyloma
9.
Uretritis
Uretritis
adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang
air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia
trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.

Gambar 17 Uretritis
10. Kemandulan Pria
Kemandulan Pria, adanya gangguan hormon yang berhubungan
dengan fungsi reproduksi. Hormon kelamin tidak boleh kelebihan atau kurang.
Jika kromosom seksnya berlebihan ( XXY ) dan normalnya ( XY ), maka tidak
sempurna memproduksi sperma. Begitu pula jika buah zakar sejak bayi belum turun
dan tertahan di rongga perut. Buah zakar yang tidak turun, tidak bisa untuk
memproduksi sperma, sebab suhu di perut lebih panas dibanding di kantung zakar.
11.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis
untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut
dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
![]() |
Gambar 14 Kriporkidisme
12. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat
berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.

Gambar .15 Protatitis
Penyakit Prostatitis ini mempunyai 2 tipe yaitu
:
a.
Akut → Biasanya merupakan hasil dari infeksi
bakteri;agen mungkin, misalnya, E. coli atau Chlamydia.
b.
Prostatitis Kronis → Penyebab penyakit radang
prostat vesikula seminalis kadang-kadang bakteri, tetapi lebih sering masih
belum jelas.Penting adalah koleksi sejarah medis. Pada pemeriksaan biasanya
dilakukan pemeriksaan dubur, di mana dokter memasukkan jari bersarung melalui
anus dan terasa prostat melalui dinding rektum. Kehadiran pembesaran prostat
konsistensi halus memungkinkan diduga BPH. Padat, knot tidak teratur
menunjukkan kanker prostat. Kelembutan adalah tanda prostatitis.
Metode
Kemungkinan mencakup Survey: tes darah
1.
untuk prostate specific antigen (PSA), dan
fungsi ginjal
2.
menabur dan mikroskop urin
3.
urografi intravena - pemeriksaan X-ray dari
saluran kemih dengan kontras
4.
studi urodinamik untuk mengevaluasi kinerja
buang air kecil
5.
pemeriksaan kandung kemih
6.
transrectal ultrasound - menggunakan probe
kecil yang dimasukkan ke dalam rektum, gambar ditransfer ke layar, memungkinkan
Anda untuk mengidentifikasi ukuran prostat.Pada saat yang sama, Anda dapat
mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis (biopsi) - dalam kasus
BPH, teknik ini tidak dapat mengidentifikasi dugaan kanker prostat
sebelumnya;Studi radioisotop
7.
tulang - dapat mendeteksi fokus sekunder sel
kanker di tulang sebelum mereka menjadi terlihat pada radiograf
8.
x-ray dada - untuk menghindari tumor sekunder
di paru-paru;% Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan CT.
Dalam pengobatan prostatitis akut antibiotik
sering efektif. Prostatitis kronis berkepanjangan dan kadang-kadang sulit untuk
terapi. Pilihan pengobatan termasuk kecelakaan dengan menggunakan terapi obat ,
yaitu :
1.
Terapi obat untuk mengurangi ukuran prostat
dalam beberapa kasus adalah sebuah alternatif untuk operasi;
2.
Reseksi transurethral dari prostat (TURP) -
endoskopi dilakukan dalam arah ke atas dari uretra, dipotong jaringan prostat
kelebihan, tetapi mungkin memiliki efek samping, dan beberapa tahun kemudian
ada kebutuhan untuk operasi ulang. Radiofrequency ablation (RFA) disertai
dengan kelenjar efek samping yang lebih sedikit dibandingkan TURP;
3.
Pengenalan stent kecil (tabung) untuk
memastikan patensi dari uretra;
4.
Ablasi (eksisi) jaringan dengan cara microwave
atau laser.
Pilihan
Pengobatan untuk kanker prostat tergantung pada sejauh mana proses ganas.
Metode Prostatektomi radikal yaitu sebagai berikut :
a)
Pengangkatan prostat, vesikula seminalis dan
vas deferens
b)
Radioterapi - radiasi eksternal atau dengan
pengenalan implan radioaktif (brachytherapy).
Jika kanker telah menyebar (metastasis) di luar
prostat, penyakit sering dapat professirovanie lambat dengan memblokir
stimulasi pertumbuhan, yang menceritakan sel kanker terhadap hormon laki-laki.
(Anonim, 2015)
13. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh
virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan
infertilitas.
![]() |
Gambar. 16 Orkitis
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1.
Organ kelamin
pria bagian dalam terdiri dari Testis, saluran kelamin dan kelenjar kelamin.
2.
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sperma yang terjadi
di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup
pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional.
3.
Testis merupakan
sepasang organ dengan bentuk bulat dan terdapat pada suatu kantong pelindung
yang disebut skrotum, serta berfungsi untuk menghasilkan sperma serta berbagai
hormon, seperti testosterone dan inhibin .
4.
Tubulus
seminiferus merupakan tempat dimana sperma diproduksi atau yang disebut juga
dengan spermatogenesis. Tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan
jaringan epithelium germinal atau jaringan epithelium benih yang berfungsi pada
saat spermatogenesis. Tubulus seminiferus juga diikat dengan sel berbentuk
pyramid yang dikenal dengan nama sertoli.
5.
Epididimis
adalah struktur di dalam skrotum yang melekat di bagian
belakang testis dan memanjang sampai ke vas deferens. Epididimis berfungsi untuk menahan
testis di tempatnya dan menyimpan sperma selama proses pematangan. Struktur
epididimis terdiri dari kaput (kepala), korpus (badan) dan kauda (ekor). Sperma
yang diproduksi testis masuk ke kaput epididimis melalui korpus dan berhenti di
kauda untuk disimpan
6.
Vesika seminalis
adalah kantung semen. Semen sendiri dalam kaitannya dengan sistem reproduksi
didefinisikan sebagai cairan yang telah berisi spermatozoa dengan dilengkapi
kondisi yang sesuai untuk kehidupan spermatozoa. Hal ini berarti cairan semen
merupakan tempat yang mendukung kehidupan spermatozoa.
7. Salah satu contoh penyakit pada organ internal
reproduksi pria adalah Hipogonadisme,
adalah penyakit yang menyerang pria dan ditandai dengan penurunan fungsi
testis. Penyebab penyakit ini adalah adanya gangguan pada interaksi hormon yang
menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganan penyakit hipogonadisme adalah dengan terapi hormon.
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhy, A R. 2011. Biologi Reproduksi. Bandung: Refika Aditama.
Anonim.
2015. Spematogeneis Proses Pembentukan Sperma. www.ilmuternak.com/2015/04/spermatogenesis-proses-pembentukan-sperma.
html. Diakses Pada tanggal 20 Oktober 2015.
Anonim. 2015. Kelenjar
Postat beserta Penyakit yang Menyerang Kelenjar Postat. http://medical-notes-help/2015/.com/id/pages/687615. Diakses
Pada tanggal 20 Oktober 2015
Anonim. 2014. Penyakit
Hipogonadisme dan Penyabab Hipogonadisme. https://obattbparu.wordpress.com/2014/06/23/cara-mengobati-penyakit-hipogonadisme-pada-pria/.
Diakses Pada tanggal 20 Oktober 2015
Anonim. 2014. Penyakit
Gonore dan Penyabab Gonore. http://obattsipilisampuh.blogspot.co.id/2014/02/cara-mengobati-kencing-nanah-pada-pria.html
Aqila. 2012. Fungsi
Kelenjar Cowper. http://hikmat.web.id/biologi-klas-x/apa-fungsi-dari-kelenjar-cowper/.
Diakses Pada tanggal 20 Oktober 2015.
Musa. 2014. Penyakit
Organ Dalam Reproduksi Pria. http://www.musa34.blogspot.com.
Diakses Pada tanggal 20 Oktober 2015.
Fatihatunnisa. 2012. Vesika Seminalis. http:// Nisa21.blogspot.com. Diakses Pada tanggal
20 Oktober 2015.
Riani, Intan. 2013. Spermatogenesis Jantan. http://intanriani.wordpress.com/2013/spermatogenesis-jantan.
Html. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015
Wikipedia. 2013. Kelenjar
Cowper. https://id.wikipedia.2013.org/wiki/Kelenjar_Cowper.
Diakses Pada tanggal 20 Oktober 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar